BLOG ABOUT EDUCATION , KNOWLEDGE , AND NEWS

Complete Translator

Merry Christmas

Merry Christmas

Sabtu, 08 Januari 2011

Harga Komoditas Angkat BUMI Sepekan 3,3%

Harga Komoditas Angkat BUMI Sepekan 3,3%
Headline
inilah.com
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 9 Januari 2011 | 11:09 WIB


INILAH.COM, Jakarta – Pekan pertama awal 2011, PT Bumi Resources (BUMI) mencatatkan penguatan sebesar 3,3%. Tingginya harga komoditas dan aksi pengurangan utang, mempengaruhi pergerakan emiten batu bara ini.
Harga Komoditas Angkat BUMI Sepekan 3,3%
Headline
inilah.com
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 9 Januari 2011 | 11:09 WIB


INILAH.COM, Jakarta – Pekan pertama awal 2011, PT Bumi Resources (BUMI) mencatatkan penguatan sebesar 3,3%. Tingginya harga komoditas dan aksi pengurangan utang, mempengaruhi pergerakan emiten batu bara ini.

Analis Senior PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko mengatakan, apresiasi saham BUMI pekan ini mendapat katalis positif dari harga batu bara yang mencapai US$128 per ton. “Kenaikan harga batu bara itu dipicu tingginya permintaan batu bara akibat banjir yang terjadi di Australia,” katanya kepada INILAH.COM.

Seperti diketahui, banjir telah merendam tambang-tambang di Negara Bagian Queensland dan menghentikan operasi yang memproduksi 90,6 juta ton batu bara atau 35% dari estimasi 259 ton batu bara per tahun Australia yang bisa diekspor. Adapun Australia berkonstribusi dua pertiga ekspor batu bara kokas dunia untuk membuat baja.

Banjir ini juga menekan pasokan batu bara, sehingga harganya terus meroket. Harga batu bara mingguan untuk periode yang berakhir pekan lalu bertengger di level US$128,50 per metrik ton. Adapun harga batu bara acuan untuk kalori 6322 per Januari 2011 saat ini berada di US$ 112,40 per ton, naik dari bulan lalu di level US$ 103,41 per ton.

Senada dengan pengamat pasar modal Satrio Utomo yang mengatakan, penguatan saham BUMI sepekan ini disebabkan lonjakan harga batu bara. Apalagi, kenaikan tersebut bersamaan dengan penguatan harga minyak mentah dunia yang sempat mencapai level US$92 per barel.

Ia pun menilai, persolan bencana cuaca tidak dapat selesai dalam waktu singkat. Karena itu, konsumsi bahan bakar juga terus naik. Apalagi di Eropa saat ini juga sedang terjadi musim dingin yang ekstrim.“Hal inilah yang membuat saham BUMI terus menguat,” katanya dihubungi terpisah.

BUMI mengalami kenaikan selama empat hari perdagangan. Pada hari pertamanya, Senin (3/1), saham primadona ini ditutup naik Rp100 ke Rp3.125. Penguatan terus berlanjut hingga pada Rabu bertengger di angka Rp3.275. Setelah bertahan di posisi ini pada keesokan harinya, BUMI kembali melemah Rp150 ke Rp3.125 pada Jumat (7/1).

Fund manager PT Indosurya Securities Reza Priyambada menuturkan, sebenarnya BUMI termasuk saham yang unik. Pasalnya, emiten ini kerap tidak mengikuti pergerakan harga batu bara, seperti saham lain sejenis. “Lihat saja, ketika harga komoditas turun, maka harga saham BUMI tetap padahal harga saham batu bara lain menurun,”ujarnya.

Ia pun menilai, hal ini karena saham BUMI lebih banyak dipengaruhi oleh aksi korporasi yang dilakukan perseroan ataupun saham lain di grup Bakrie. “Jadi sentimen korporat lebih dominan mempengaruhi saham BUMI,” paparnya.

Yuga menambahkan, rencana pengurangan utang oleh induk usaha PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) juga memberikan sentimen positif untuk saham BUMI. "Dengan rencana restrukrisasi utang dari hasil IPO BRMS maka membuat laba perseroan terdongkrak dan utang berkurang," katanya.

Meskipun ia menilai belum ada sentimen signifikan yang mempengaruhi saham BUMI, Yuga memprediksikan, harga emiten ini masih memiliki prospek baik. “Harga saham BUMI pekan depan dapat bergerak di level Rp3.100-Rp3.300 per saham,” ucapnya.

Namun Satrio menuturkan, pengaruh restrukturisasi utang baru akan terasa bagi BUMI di laporan keuangan 2011. Hal ini karena Vallar Plc baru akan menalangi utang BUMI ke China Investment Corporation (CIC) senilai US$1,9 miliar tahun ini. “Jika ini direalisasikan, pasar baru bisa berharap adanya perbaikan dari sisi utang BUMI,” katanya.

Sedangkan untuk laporan 2010, Satrio menilai masih akan negatif, karena merekam masalah-masalah utangnya.“Earning BUMI tahun lalu tidak terlalu baik,” ujarnya. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Merry Christmas

Merry Christmas