BLOG ABOUT EDUCATION , KNOWLEDGE , AND NEWS

Complete Translator

Merry Christmas

Merry Christmas

Rabu, 05 Januari 2011

Mengenang Sosok Baik Amak Baldjun

Mengenang Sosok Baik Amak Baldjun

inilah.com
Oleh: Ediya Moralia
Artis - Rabu, 5 Januari 2011 | 17:45 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Dunia seni peran Indonesia kehilangan seorang tokoh hebat. Ia adalah aktor Amak Baldjun, yang mengawali seni peran dengan bermain teater.

Ia tutup usia akibat menderita pendarahan di batang otak, pada Rabu (5/1) pukul 04.45 WIB pagi, saat di rawat di Rumah Sakit MH Thamrin, kawasan Salemba, Jakarta Pusat. Mengenang Sosok Baik Amak Baldjun

inilah.com
Oleh: Ediya Moralia
Artis - Rabu, 5 Januari 2011 | 17:45 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Dunia seni peran Indonesia kehilangan seorang tokoh hebat. Ia adalah aktor Amak Baldjun, yang mengawali seni peran dengan bermain teater.

Ia tutup usia akibat menderita pendarahan di batang otak, pada Rabu (5/1) pukul 04.45 WIB pagi, saat di rawat di Rumah Sakit MH Thamrin, kawasan Salemba, Jakarta Pusat.

Pria yang wafat pada usia 68 ini meninggalkan tiga anak perempuan, yakni Rehana (37), Farhana (34) dan Naila (28), serta dua cucu laki-laki. Istrinya, Farida, telah lebih dahulu meninggal pada April 2008.

"Iya, Abah sudah nggak ada," ujar Farhana, putri kedua Amak Baldjun saat dihubungi melalui telepon, Rabu (5/1).

Amak dirawat di rumah sakit itu sejak Minggu (2/1). Ia dirawat setelah serangan stroke yang ketiga saat menunaikan salat Ashar.

Kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 12 Juli 1942, ini menempuh pendidikan formal di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan LPPM Jakarta untuk bidang Manajemen keuangan. Ia lebih dikenal sebagai seorang organisator, meski prestasinya cukup bagus dalam bidang teater maupun film.

Pendukung utama Teater Ketjil pimpinan Arifin C. Noer ini pernah mengelola Kine Klub Dewan Kesenian Jakarta - TIM tahun 1980, wakil general manager Bidang Artistik/Umum PKJ-TIM (1975-1982), menjadi konsultan Bidang Manajemen PKJ-TIM pada masa kepemimpinan Pramana Padmodarmaya (1991-1998), menjadi general manager PT Temprint dan sempat menjadi direktur penerbit buku Pustaka Firdaus.

Karir filmnya dimulai pada 1979, antara lain dalam film Yuyun yang disutradarai Arifin C. Noer. Ia masuk nominasi FFI 1980 sebagai Aktor Pembantu Pria Terbaik dalam film Janur Kuning dan film Sepasang Merpati.

Ia kembali lagi sebagai nominator Aktor Pendukung Pria Terbaik Film Cas Cis Cus pada FFI 1990, serta dalam film Ramadhan dan Ramona pada FFI 1992. Terakhir pada 2007, terlibat dalam film laris Ayat-Ayat Cinta arahan Sutradara Hanung Bramantyo sebagai hakim.

Amak Baldjun juga bermain sinetron, meski tetap kebagian sebagai pemeran pembantu, seperti Sebuah Pintu Sebuah Kalbu (1991), Bengkel Ban Jun (1994), Perlu Ada Sandiwara (1995), Ballada Dangdut (1996), Melangkah di Atas Awan (1997).

Ia juga sebagai aktor utama dalam pentas Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C. Noer dan film Garin Nugroho, Puisi Tak Terkuburkan.

Dikenal sebagai sosok aktor yang baik, bijak, aktif bekerja, semangat dan humoris. Intonasi suaranya keras karena sakit. Di mata anak-anaknya, aktor yang selalu menasehati para yuniornya dengan kata-kata jenaka ini adalah sosok ayah yang tidak pernah mengeluh disaat terbaring sakit.

"Abah itu sangat-sangat kuat. Dia sakit pun tidak pernah mau kelihatan di depan anak-anaknya," terang Farhana, anak kedua Amak Baldjun ketika ditemui di RS MH Thamrin, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (4/1).

Pernah suatu kali, ketika Amak terserang stroke yang membuat penglihatannya terganggu, Amak tetap berusaha terlihat baik di depan anak-anaknya. Dia tetap mengurus dirinya sendiri.

Aktris Ratna Riantiarno sedih dengan kepergian sahabatnya, Amak Baldjun. Ia sangat terkesan dengan sosok almarhum yang pernah mengajarinya seni peran.

"Kami kenal di teater TIM. Mas Amak itu mengajari kami, tapi kita selalu kurang ajar sama dia. Kita suka ngeledek dia terus," ungkar Ratna ketika ditemui di rumah duka Jalan Kebalen, Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/1).

Bintang film Brownies yang juga pendiri Teater Koma ini mengaku memiliki kesan paling mendalam bersama almarhum Amak Baldjun.

"Pertama kali saya main sama Mas Amak, dia kan sudah bertahun-tahun terjun duluan sebelum saya. saya tuh masih anak bawang, tapi dia selalu memberitahu kita," bebernya.

Ratna menambahkan, "Dan dia selalu bilang ke saya 'jangan grogi, nggak usah lihat penonton, lihat langit saja, pasti nanti berani'," jelasnya. [mor]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Merry Christmas

Merry Christmas