Foto: Hery Winarno/detikcom
Pantauan detikcom, Minggu (7/11/2010) pukul 13.00 WIB, atap rumah yang terletak 25 km dari puncak Merapi itu masih menyisakan sedikit abu vulkanik.
Rumah berhalaman cukup luas tersebut tampak tak terurus. Ini dapat dilihat dari cat yang sudah kusam dan mengelupas di beberapa bagian dinding luar rumah. Tak seperti para tetangga, pagar tanaman rumah tersebut itu pun tampak rusak.
Musiman, sekuriti Pesona Merapi, mengatakan, rumah tersebut dibeli Boediono sekitar tahun 2000. Sampai saat ini, dari data perumahan, Boediono masih tercatat sebagai pemilik.
"Pak Boediono beli rumah ini saat masih tinggal di Yogya, masih ngajar di UGM. Ini dijadikan Pak Boediono seperti vila saja," kata Musiman membandingkan dengan rumah pribadi yang sering dihuni Boediono di Sawit Sari, Depok, Sleman.
Dia mengatakan, Boediono sudah lebih dari lima tahun tidak pernah mengunjungi rumahnya itu. Penjaga rumah itu pun hanya sesekali mengunjungi rumah, yakni saat ingin membayar segala iuran bagi warga di perumahan elite tersebut.
"Sejak di Jakarta tidak pernah ke sini lagi," kata Musiman.
Rumah Boediono di Pesona Merapi ini terletak di pojok komplek. Di belakang rumah klasik tanpa pagar ini, juga tampak halaman luas yang hijau dan teduh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar