"Pemerintah konsisten untuk membeli ternak masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau dalam radius 20 Km," kata Menko Kesra Agung Laksono dalam siaran pers yang diterima detikcom, Senin (8/11/2010).
Agung menjelaskan, langkah-langkah pembelian itu akan dimulai pada Selasa 9 November besok. Pemerintah akan lebih dulu mengidentifikasi atau mendata sapi-sapi milik penduduk Merapi dalam waktu tujuh hari.
Lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengkoordinasi pelaksanaan evakuasi sapi-sapi penduduk dari kawasan rawan bencana. Setelah itu, baru dilakukan transaksi pembayaran kepada pemilik hewan ternak yang harus dilengkapi dengan syarat-syarat administrasi.
"Pengawasan dilakukan oleh Inspektorat bersama BPKP," tandas Agung.
Menurut Agung, pembelian sapi milik penduduk Merapi yang berdiam di daerah rawan bencana Merapi bertujuan agar mereka merasa nyaman berada di pengungsian. Sehingga tidak ada lagi kekhawatiran bahwa mereka akan kembali rumah untuk mengurus ternaknya dalam kondisi yang masih berbahaya.
Pembelian tersebut juga dimaksudkan untuk menghilangkan isu bahwa pihaknya cuma mengiming-imingi dan menenangkan peternak saja. Selain itu, dengan membeli ternak penduduk, evakuasi para korban ke tempat yang lebih aman bisa dipercepat, sebab keselamatan manusia harus diprioritaskan.
"Pembelian ternak ini bersifat sukarela, dan pemerintah juga akan menyediakan tempat penampungan dan bantuan pakan ternak," ucapnya.
Berikut rincian biaya penggantian ternak (sapi/kerbau) yang diputuskan pemerintah:
a. Kerbau/Sapi bakalan/jantan : Rp.22.000/kg
b. Pedhet : Rp.5 juta/ekor
c. Sapi Dara : Rp.7 juta/ekor
d. Sapi Dara Bunting : Rp.9 Juta/ekor
e. Sapi perah laktasi : Rp.10 juta/ekor
f. Sapi betina : Rp.20.000/kg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar